Admin Setiap pendosa punya masa depan - Setiap orang alim punya masa lalu

Pengertian Motif Ragam Hias Flora & Fauna

10 min read

Pengertian Ragam Hias – merupakan sebuah bentuk dasar hiasan yang pada dasarnya menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu kerajinan seni. Ragam hias berasal dari sebuah kata Yunani yakni “ornane” yang berarti menghias.

Selain itu ragam Hias juga disebut dengan kata ornamen atau kata untuk membuat suatu motif bentuk dengan tujuan dan makna tertentu.

Suatu pola pada ragam hias umumnya memepunyai pola dan kaidah tertentu yang ada pada suatu bidang sehingga mampu menciptakan bentuk yang indah.

Jenis Ragam Hias Nusantara

Jenis-jenis ragam hias nusantara dibagi menjadi 5 bagian diantaranya seperti ragam hias geometris, flora, fauna, figurative, dan poligonal. Nah, Berikut adalah penjelasan menegenai jenis ragam hias.

  1. Ragam Hias Geometris

gambar geometris

Sesuai dengan namanya, ragam hias geometris adalah sebuah sebuah unsur-unsur garis, sudut, bidang, dan ruang. Garis yang but dapat berupa bentuk garis lurus, melengkung, spiral, dan zig-zag.

Dan ada juga dengan bentuk bidang, seperti lingkaran, persegi, segitiga, dan layang-layang. Garis dan bidang tersebut dikombinasikan sehingga terciptalah sebuah ragam hias geometris yang amat indah.

Ragam hias geometris dapat disebut juga sebagai ragam hias yang paling tertua, karena ragam hias geometris sudah berkembang sejak zaman dahulu.

Dinusantara sendiri terdapat beragam hias geometris, berikut adalah penjelasannya dan contoh ragam hias yang ada dinusantara.

  • Ceplokan

Ceplokan atau yang disebutnya dengan “ceplok”, yakni sebuat bulatan untuk hiasan. Motif ceplokan terdiri dari satu motif yang disusun secara berulang-ulang. Berikut adalah dari beberapa motif ceplokan yang mungkin sudah kita kenal:

  • Ceplok cakra kusuma
  • Ceplok nogosari
  • Ceplok truntum
  • Ceplok supit urang

Seperti yang kita lihat pada gambar diatas, bahwa ragam hias geometris mempunyai beberapa jenis dari ragam hias, salah satunya yakni ragam hias geometris ceplokan. Pada jenis ragam hias ceplokan ini juga memiliki beberapa motif diantaranya seperti diatas.

  • Kawung

Motif kawung atau dalam Bahasa sundanya yang dikenal denga kolang-kaling. Apabila diperhatikan motif kawung ini hampir mirip dengan buah aren atau buah kolang-kaling.

Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa motif kawung terinspirasi dari binatang kuwangwung.

Ragam hias motif kawung termasuk motif kuno yang buat oleh Sultan Mataram pada abad 13. Pada zaman itu, motif kawung hanya bisa dipakai oleh keluarga kerajaan saja.

Namun, dari beberapa sumber menyebutkan, bahwa motif kawung memiliki makna khusus, makna tersebut mengartikan bahwa manusia adalah makhluk yang sangatlah sempurna dan sangatlah berguna, layaknya seperti pohon aren yang semuanya dapat digunakan.

Makna lain dari motif kawung, menurut adat jawa menyebutkan bahwa motif kawung adalah satu titik dari pusat keraton.

Motif kawung juga disebut dengan papat madhep limo pancer; yakni empat titik membentuk garis dan menghadap satu titik yang berarti sebagai salah satu pusat kekuatan.

  • Pilin

Ragam hias pilin yang bentuknya mirip dengan huruf S. Selain bentuknya yang mirip dengan huruf S, terdapat juga bentuk dengan huruf SS atau yang sering disebutnya dengan pilin ganda.

Ragam hias jenis ini juga hampir mirip dengan motif parang.

Tidak jarang, jika ragam hias pilin lebih terlihat seperti bentuk spiral, bahkan seiringnya perkembangan ragam hias nusantara. Kini ragam hias pilin mempunyai bentuk menyerupai pita, berumbai, untaian, atau pusaran.

Selain itu motif ragam hias umumnya digunakan sebagai tambahan hiasan, yang ukurannya lebih kecil dari pada ragam hias seperti pada umunya.

Tidak hanya dijadikan sebagai hiasan pinggiran saja, terkadang ada juga ragam hias pilin yang dijadikan sebagi motif utama. Ragam hias jenis pilin ini dapat dilihat pada kain-kain batik dan hiasan pada rumah-rumah tradisional.

  • Tumpal

Ragam hias tumpal dengan bentuk segitiga sama kaki, selain itu ragam hias tumpal sudah ada pada zaman prasejarah yang pada zaman itu melambangkan hal yang magis.

Ragam hias tumpal disebut dengan dengan motif pucuk rebung. Motif pucuk rebung ini dulunya dianggap sebagai lambang pertumbuhan.

Ada pula yang menyebutnya bahwa konsep ragam hias tumpal merupakan konsep kesatuan. Konsep kesatuan tersebut.

Kemudian dianggap sebagai kosmos yang berisi mengenai keselarasan antara 3 hal, yakni terdiri atas manusia, semesta, dan dunia lain.

Motif tumpal mempunyai motif tersendiri. Pada motif tumpal dapat disusun dengan cara berderetan, dengan posisi motif tumpal yang berujung runcing dan dibuat terbalik dengan ujung runcing dibawahnya.

Selain itu motif tumpal dapat dibuat dengan polos, namun dapat diberi hiasan pada bagian tengahnya, seperti halnya dengan bintang, garis-garis, bunga, dan sulur-suluran lainya.

Yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan motif pilin, ragam hias tumpal biasa dijadikan sebagai hiasan pada pinggiran-pinggiran. Hal ini dapat dilihat pada ukiran candi atau pada kain-kain batik lainya.

  • Swastika

Motif swastika merupaka motif yang memiliki simbol yang paling suci dalam agama Hindu. Selain itu motif swastika merupakan simbol yang dipercaya sebagai warisan sejarah budaya hindu.

Ragam hias swastika dapat dikatakan sebagai salah satu motif yang tertua, pada tahun 4000.n yang lal.

Bentuk dasar motif swastika menyerupai huruf Z atau zig-zag yang saling berlawanan. Selain itu ada juga motif swastika yang saling berkaitan satu dengan motif lain, motif itu disebutnya dengan motif banji.

Kata swastika merupakan sebuah terapan dari kata Swastyastu, yang bermakna semoga dalam keadaan baik.

Tidak Cuma dapat menempati posisi sacral saja, namun pada motif swastika juga dapat dijadikan motif-motif hiasan arsitektur kuno atau juga modern.

Motif swastika pertama kali ditemukan pada benda-benda bersejarah seperti contoh koin, keramik, senjata, perhiasan, dan altar.

  • Meander

Meander atau yang dikenal dengan “meandros”, yang berarti berkelok-kelok. Pada jenis ragam hias meander ini merupakan sebuah garis batasan yang terdiri atas garis yang saling berkaitan, dan tersusun dengan berulang-ulang.

Berdasarkan menurut sejarah, ragam hias meander berasal dari Yunani Kuno. Dikala itu motif mender tidak hanya digunakan di Yunani saja, melainkan juga di Romawi dan Cina kuno.

Motif meander ini merupakan hal yang terpenting pada zaman Yunani Kuno, karena motif meander ini juga melambangkan ketidak terbatasan atas kesatuan-kesatuan.

Dizaman yunani kuno memang banyak terdapat bangunan yang menggunakan motif meander yakni sebagai hiasannya. Penggunaan ragam hias meander ini mulai tersebar luas karena hal itu adanya sebuah vas khas Yunani Kuno, yang sangat terkenal di zaman geometris.

  1. Ragam Hias Flora

Ragam hias flora merupakan sebuah jenis ragam hias yang menggunakan flora atau bahan tumbuh-tumbuhan yang sebagai obyek motifnya.

Motif flora dapat dibuat sesuai dengan aslinya, namun terkadang ada pula seniman yang membuat ragam hias flora sesuai dengan imajinasinya sendiri.

Jenis ragam hias flora ini dapat kita temukan hampir di setiap Indonesia, baik itu pada kain batik, kain sulam, tenun, seni pewayangan, atau rumah-rumah tradisional. Berikut contoh-contoh ragam hias flora diiantaranya seperti:

  • Pepatraan

Motif pepatraan dibuat sesuai dengan keindahan bentuk flora, yakni menyerupai bentuk dedaunan dan bunga-bunga indah lainya.

Biasanya kebanyakan para seniman meniru bentuk menyerupai dedaunan, bunga, putik, dan ranting-ranting flora, lalu dibuat dengan berulang-ulang.

Pepatraan merupakan sebuah motif yang memanga sangat beragam, dari setiap masing-masing pepatran mempunyai ciri tersendiri.

Misal pepatraan yang biasa dikenal di Indonesia seperti patra sari, patra samblung, patra cina, dan patra punggel.

Patra sari ini hampir mirip dengan bentuk flora yang menjalar, selain itu pada sari bunga ini merupakan motif yang paling ditonjolkan, sehingga patra jenis ini disebutnya dengan patra sari.

Berikutnya adalah patra cina, yang dapat dipercaya sebagai jenis patra yang dipengaruhi oleh budaya cina.

Patra cina merupakan sebuah motif tiruan kembang sepatu, yang batang, daun, dan bunganya dibuat dengan menggunakan garis tegas.

Selain itu patra punggel juga merupakan hasil tiruan dari potong-potongan tumbuhan, yang menyerupai dengan ujung daun paku yang masih muda.

Patra samblung juga merupakan sebuah hasil tiruan dari tanaman menjalar yang daunya berbentuk melebar dan dibentuk secara melengkung.

  • Kekaranagan

Ragam hias kekarangan merupakan suatu obyek yang dibuat mirip dengan aslinya. Selain bentuk yang mirip dengan aslinya.

Seseorang seniman biasanya akan menambahkan hiasan-hiasan kreasi lainnya guna untuk memperlihatkan akan keindahan dari ragam hias kekarangan ini.

Obyek yang ditiru dalam ragam hias kekarangan ini adalah flora dan fauna. Pada umunya hasil karya kekarangan ini dapat meniru satu obyek saja.

Lalu ditambahkan pula dengan kreasi seniman-seniman lain, sehingga terciptalah ragam hias kekaranagan yang indah.

Berikut adalah contoh ragam hias kekarangan yang menyerupai bentuk flora yakni seperti karang simbar dan karang bunga.

Karang simbar ini merupakan sebuah hasil tiruan flora yang daunnya menjuntai ke bawah dan berbentuk mirip tanduk menjangan.

Karang bunga merupakan sebuah hasil tiruan yang menyerupai bunga beserta kelopak dan daunnya. Karang bunga ini umunya dibuat pada penjolan bidang pada suatu bangunan.

  • Keketusan

Motif keketusan merupakan sebuah motif yang dibuat dengan cara meniru pada bagian-bagian dari suatu flora. Bagian flora yang biasa ditiru seperti bunga, sulur, dan daun.

Setelah dapat meniru dari salah satu bagian flora tersebut, selanjutnya hasil tiruan itu dibuat dengan cara berulang-ulang dan terakhir ditambah dengan bentuk-bentuk indah lainya yang sesuai dengan kreasi seniman.

Motif keketusan yang paling dikenal yakni seperti keketusan wangga, keketusan bungan tuwung, dan keketusan bun-bunan. Keketusan wangga adalah sebuah hasil tiruan bunga besar yang mekar, dan berdaun lebar.

Keketusan bungan tuwung ini juga meniru bentuk bunga terung yang dibuat dengan cara berliku-liku dan berulang-ulang.

Pada ragam hias dengan motif keketusan ini bertujuan untuk mengisi pepalihan, yang pada bagianya berbentuk persegi panjang.

Pada bagian ini yang dimaksudnya adalah pundan berundak atau contoh dapat kita lihat pada pura atau candi-candi.

  1. Ragam Hias Fauna

Ragam Hias Fauna

Jenis ragam hias fauna merupakan sebuah bentuk fauna yang motifnya menyerupai hewan. Selain itu motif ragam hias fauna ini yang paling sering dijadikan sebagai obyek adalah seperti burung, singa, gajah, dan ikan.

Pada ragam hias fauna ini sering sekali dikombinasikan dengan motif bentuk flora, sehingga dengan demikian hasil yang di dapat bisa jadi lebih beragam. Nah, berikut adalah beberapa dari contoh ragam hias fauna:

  • Kekarangan

Kekarangan merupakan salah satu hasil dari ragam hias denga cara meniru dari bentuk fauna. Bentuk dasarnya yakni seperti fauna khayalan, bahkan terkadang juga lebih cenderung abstrak.

Contoh-contoh kekarangan fauna diantaranya seperti karang asti, karang goak, dan karang sae.

Dari masing-masing bentuk kekarangan fauna ini semua menirukan dari satu jenis fauna, umumnya untuk bagian kepala fauna, terkadang ada juga yang dikombinasikan dengan kekarangan flora.

Karang asti merupakan sebuah hasil tiruan dari bentuk gajah yang dibuat dengan sedemikian rupa. Pada bagian yang ditiru dalam kekarangan asti ialah kepala gajah yang disertai dengan gading dan mata gajah yang bulat.

Sedangkan karang goak merupakan sebuah hasil tiruan dari kepala burung gagak, yang terkadang disebutnya dengan karang manuk, karena hal ini nampak seperti kepala ayam.


Teknik Menggambar


Dan bentuk karang goak umunya dikombinasikan dengan karang simbar. Selain itu Karang sae juga merupakan sebuah meniruan dari bentuk kepala kelelawar beserta tambahan yang menyerupai tanduk dan gigi runcing.

  • Motif Garuda

Menurut sejarah motif garuda merupakan suatu yang dianggap yang mempunyai kedudukan paling penting dalam pandangan masyarakat adat Jawa.

Munculmya burung garuda dalam cerita naiknya Bhatara Wisnu ke nirwana, yang dikala itu burung garuda diyakini sebagai burung tunggangan Sang Dewa.

Karena Bhatara Wisnu menurutnya sebagai dewa matahari, maka burung garuda juga dianggap sebagai lambang matahari.

Hal itu dianggap karena burung garuda adalah sebagai tungganganya. Selain sebagai lambang matahari, burung garuda juga dianggap sebagai simbol kejantanan.

Selain itu motif garuda adalah motif yang paling sederhana, karena tidak begitu banyak variasinya.

Motif garuda ini terdiri atas bagian ekor, dua sayap, dan badan burung garuda. Karena pentingnya dalam lambang garuda ini selanjutnya dibentuklah sebuah adopsi dalam bentuk motif kain batik.

  • Motif Naga Asoq

Motif naga asoq merupakan sebuah motif tradisional yang berasal dari suku dayak Bahau Kalimantan. Motif naga asoq ini adalah sebuah motif kombinasi dari bentuk naga dan anjing.

Pada bagian kepala dari motif asoq ini lebih menyerupai kepala naga, sedangkan untuk badannya sangat menyerupai badan anjing.

Kata asoq juga berasal dari sebutan suku dayak dahau kalimantan. Naga asoq ini juga merupakan kepercayaan yang sudah dianut oleh suku Dayak Bahau.

Pada motif naga asoq umumnya dibuat dari suku Dayak Bahau yang di pajang pada pintu-pintu rumah mereka, contoh seperti pada rumah lamin.

Selain itu naga asoq juga dipercaya bisa manjuahkan dari mala petaka seperti kejahatan dan lainya, sedangkan untuk ragam hiasnya dipercaya bahwa katanya dapat penyelamat atau bisa penunjuk jalan menuju alam setelah kematian.

Motif naga asoq ini juga dikondisikan seperti sedang berenang; hal ini bentuk dari penghormatan suku Dayak Bahau terhadap sungai, yang dianggapnya sudah memberi kehidupan pada suku Dayak bahau.

  1. Ragam Hias Figuratif

Ragam Hias Figuratif

Ragam hias figuratif merupakan motif yang menggunakan manusia sebagai obyeknya. Biasanya seorang seniman akan menirukan bentuk tubuh sesuai dengan bentuk tubuh manusia.

Mulai dari kepala hingga ujung kaki, lalu seorang seniman akan membuat tiruan manusia dengan gaya tertentu.

Selain itu seorang seniman juga biasanya akan menambahkan motif-motif lain seperti motif flora guna untuk meningkatkan daya keindahannya.

Ragam hias figuratif dapat berbentuk 2 dimensi atau 3 dimensi sesuai tujauan pembuatanya. Dalam bentuk 2 dimensi contohnya seperti pada lukisan atau gambar yang menggunakan software tertentu.

Sedangkan untuk bentuk 3 dimensi dari ragam hias figuratif dapat berupa patung, topeng, dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk ragam hias figuratif tradisional biasanya berasal dari daerah papua. Pada ragam hias figuratif ciri khas papua, khusunya yakni suku Asmat, umumnya berupa seperti patung, dan lainya.

Ada pun ragam hias figuratif modern dibuat dengan menggunakan software tertentu contoh seperti soffware Adobe Photoshop dan lainya.

  1. Ragam Hias Poligonal

Ragam Hias Poligonal

Ragam hias poligonal merupakan sebuah bentuk yang sifatnya mempersatukan dari beberapa motif atau dari beberapa pola menjadi satu bentuk.

Ragam hias poliginal ini juga merupakan sebuah motif hias yang tersusun dari pola garis lurus yang saling terhubung.

Sehingga dengan begitu akan dapat terjalin hubungan rangkaian yang menyatu, selain itu ragam hias polygonal juga memiliki sudut dalam bentuk dasar atau yang sering disebutnya dengan convex.

Biasanya untuk ragam hias ini digunakan oleh para arkeolok.

Pola Ragam Hias Nusantara

Pola Ragam Hias Nusantara

Pola ragam hias nusantara adalah suatu bentuk yang memiliki pola yang terdiri dari beberapa susunan yang di ulang-ulang.

Pola ragam hias tersebut tampilanya memiliki pola yang teratur. Selain itu setiap Ragam hias nusantara juga memiliki pola-pola tersendiri misal seperti:

  • Pola Simetris

Pola semetris mempunyai bentuk dan motif yang sama, serta peletakannya seimbang antara sisi kanan dan kiri.

  • Pola Asimetris

Pola asimetris adalah motif yang polanya diletakan tidak sama antar sisi kanan dan kiri, namun tetap memiliki keindahan dari suatu komposisinya.

  • Pola tepi

Pola tepi biasanya di gunakan untuk tepi pada bagian bahan-bahan tertentu, selain itu pola tepi juga berupa sebuah pengulangan dari bentuk yang sebelumnya.

  • Pola Menyudut

Pola menyudut adalah sebuah pola yang bentuknya segi tiga dan mempunyai bentuk yang dapat menyesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada.

  • Ciri Pola Menyusut

Ciri pola ragam hias menyudut dapat berdiri sendiri, dan polanya juga gabungan dari ragam hias lama dan baru.

Pola Beraturan dan Tidak Beraturan

Pola Beraturan dan Tidak Beraturan

  • Pola Beraturan: adalah sebuah pola pengulangan yang berasal dari bentuk yang sebelumnya menggunakan ukuran yang sama.
  • Pola Tidak Beraturan: adalah Pola ragam hias yang tidak beraturan seperti sebaran yang melalui beberapa motif yang tidak sama dan tidak seimbang.

Tabel Pencampuan Warna


Teknik Menggambar Ragam Hias

Teknik Menggambar Ragam Hias

Teknik gambar ragam hias tentunya memiliki banyak variatif, mulai dari bentuk flira, fauna, manusia, hingga bentuk-bentuk lainnya. Dalam menggambar ragam hias ada beberapa hal penting yang harus di perhatikan contoh seperti:

  • Mempersiapkan alat dan bahan media gambar
  • Memperhatikan pola yang akan di gambar
  • Menentukan pola yang ingin di gambar
  • Membuat seketsa
  • Membuat bentuk yang sama atau (menjiplak, copy) dengan bidang lain
  • Mewarnai gambar yang sudah jadi

Contoh Ragam Hias

Contoh Ragam Hias

Setelah anda mengetahui apa arti ragam hias. Nah, berikut adalah beberapa contoh ragam hias tersebut.

  1. Contoh Ragam Hias Flora (Tumbuhan)
  2. Contoh Ragam Hias Fauna (Hewan)
  3. Contoh Ragam Hias Figuratif
  4. Contoh Ragam Hias Geometris
  5. Contoh Ragam Hias Non Geometris
  6. Contoh Ragam Hias Poligonal

Fungsi Ragam Hias

Fungsi Ragam Hias

Adapun banyak FUNGSI dari Ragam Hias, beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Fungsi utama ragam hias: dapat menambah nilai-nilai estetis atau keindahan pada suatu benda atau bidang.
  • Fungsi lain ragam hias: dapat mengisi kekosongan pada suatu bidang atau benda agar nantinya dapat terlihat lebih proporsional.
  • Fungsi simbolik: merupakan sebuah fungsi ragam hias yang berkaitan dengan makna di balik motif yang bersumber dari norma atau kaidah tertentu. Contoh fungsi simbolik seperti
  • Fungsi lain ragam hias: dapat menambah nilai ekonomis dari suatu benda atau bidang. Selain itu nilai keindahan yang dimunculkan ragam hias dapat menjadikan seuatu nilai dalam barang atau bidang.

Sejarah Ragam Hias

Sejarah Ragam Hias

Sejarah ragam hias atau yang dikenalnya dengan ornament, adalah sebuah bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman dahulu yakni zaman prasejarah.

Indonesia adalah salah satunya sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak ragam hias.

Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan alam seperti flora dan fauna, dan budaya-budaya dari berbagai daerah.

Kemauan yang ingin menghias merupakan sebuah naluri atau insting yang ada pada setiap manusia.

Selain itu, dalam pembuatan ragam hias juga didasari dari kebutuhan-kebutuhan manusia, baik yang bersifat praktis atau yang terkait dengan kepercayaan agama.

Ada banyak ragam hias yang memiliki makna atau simbolis, karena semua itu mengandung nilai-nilai budaya indonesia.

Pengertian Ragam Hias Menurut Para Ahli

Pengertian Ragam Hias Menurut Para Ahli

Menurut para ahli pengertian ragam hias merupakan suatu bentuk dasar hiasan yang biasa diulang-ulang hingga dapat menjadi pola atau karya kerajinan.

Ragam hias dapat dihasilkan dari berbagai proses mulai dari menggambar, memahat, mencetak dan masih banyak lagi. Tujuan ini guna untuk meningkatkan sebuah mutu dan nilai dari suatu benda atau karya seni.

Kesimpulan

Bahwa ragam hias memiliki banyak pola atau bentuk gambar serta pengulangan yang teratur atau tidak teratur namun masih tetap seimbang.

Pada pola teratur akan mampu menghasilkan gambar yang rapi, harmonis dan dapat memberikan kesan yang menenangkan.

Sedangkan pola tidak teratur akan mampu menghasilkan ragam ornamen (hias) yang tentunya sifatnya ekspresif dan dinamis.

Selain itu juga terdapat beberapa jenis ragam pola hias diantaranya seperti:

  • Flora: yang berarti motif dibuat dengan cara mengikuti bentuk dedaunan, bunga dan tumbuhan-tumbuhan lain.
  • Fauna, yang terinspirasi dari binatang.
  • Geometris, yang buat dari bidang-bidang seperti segitiga, persegi dan lingkaran. Yang dibuat mengikuti wujud manusia.

Pada kesenian diatas banyak ditemukan di daerah-daerah Indonesia seperti di pulau Jawa, Sumatra, Kalimatan, Sulawesi, Madura, Bali dan Papua.

Dari beberapa masyarakat Indonesia hingga saat ini masih menciptakan ragam hias yang sebagai salah satui bentuk penghormatan kepada nenek moyang kita.

Fungsi dari kesenian itu sendiri adalah sebagai fungsi praktis, fungsi estetis, hingga fungsi yang berkepentingan sebagai simbol dari kepercayaan masyarakat adat daerah.

Gambar-gambar ragam hias tersebut dapat ditemukan terutama pada dinding rumah adat, anyaman, kain batik dan benda-benda kerajinan kriya lainnya.

Demikianlah artikel kali ini tentang pengertian ragam hias dan contoh-contohnya yang lengkap.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semua rekan-rekan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang ragam hias, terutama yang ada di Indonesia.

Sekian, Terima Kasih!

Admin Setiap pendosa punya masa depan - Setiap orang alim punya masa lalu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *