Admin Setiap pendosa punya masa depan - Setiap orang alim punya masa lalu

Pakaian Adat Yogyakarta

5 min read

Pakaian adat yogyakarta – Kota Yogyakarta merupakan ibu kota dan pusatnya pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Selaian itu jogyakarta juga memiliki potensi yang memang kuat dari aspek budaya, baik budaya yang sifatnya fisik atupunpun non fisik.

Potensi budaya fisik yang dimaksudkan yakni seperti tempat wisata, kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya.

Sedangkan untuk potensi budaya non-fisik yakni merupakan sebuah sistem nilai norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada pada masyarakat jogja.

Perlu kita tahu bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kota yang sangat kental dengan pakaian adatnya karena di di jogja memiliki keraton Yogyakarta yang lengkap dengan pertunjukan adat yang diadakan pada setiap harinya.

Pakaian Adat Jogja

Sebagai kota wisata, Yogyakarta juga mempunyai banyak budaya warisan salah satunya yakni pakaian adat jogja yang biasa dipakai dalam acara-acara tertentu.

Ada beberapa macam pakaian adat yang banyak dipakai oleh masyarakat Yogyakarta.

Pakaian adat jogja umumnya akan digunakan ketika ada hari-hari besar atau upacara adat. Berikut adalah istilah atau nama pakaian adat khas Yogyakarta ini.

Pakaian Adat Jogja dan Namanya

Pakaian Adat Jogja dan Namanya

Dibawah ini adalah nama-nama pakaian adat tradisional jogja diantaranya:

  • Pakaian Adat Yogyakarta Pria Dewasa (Busana Surjan)
  • Pakaian Adat Yogyakarta Wanita Dewasa (Busana Kebaya)
  • Pakaian Adat Yogyakarta Anak Laki-Laki (Busana Kencongan)
  • Pakaian Adat Yogyakarta Anak Perempuan (Busana Sabukwala Padintenan)
  • Pakaian Adat Yogyakarta Pejabat Keraton (Busana Ageng)
  • Pakaian Adat Yogyakarta Putri Raja (Busana Samekanan)
  • Pakaian Adat Yogyakarta Abdi Dalem (Peranakan/Atela)
  • Pakaian Adat Yogyakarta (Jarik)

Dibawah ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis pakaian adat tradisional jogja.

Pakaian Adat Lampung

1. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Pria (Busana Surjan)

Pakaian Adat Yogyakarta untuk pria dewasa atau yang biasa disebutnya dengan busana surjan ini sebagai atasan dan bawahannya biasanya menggunakan kain batik atau disebut juga dengan jarik.

Lalau padukan dengan menggunakan atasan kepala yang biasa disebutnya dengan blankon serta alas kaki (sandal). Surjan di Yogyakarta disebut juga sebagai Pakaian Takwa.

Perlu kita ketahui, bahwa pakaian ini juga mempunyai filosofi tersendiri terutama bagian leher yang memiliki 6 buah kancing yang bermakana rukun imam.

Sedangakan pada 2 buah kancing baju yang ada di dada kiri dan kanan yakni menyimbolkan 2 kalimat syahadat.

Selain itu busana Surjan ini dulunya memiliki mitos, yang apabila jika menggunakan busana Surjan ini dengan baik, benar, dan lengkap dengan tamabahan kain batik, tali, stagen, dan ikat pinggang.

Maka dengan begitu berat badan akan menjadi stabil.

2. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Wanita Dewasa (Busana Kebaya)

Pada umumnya pakaian Kebaya memang ikon dari pakaian adat pulau Jawa termasuk salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta, namun kebaya Yogyakarta mempunyai bentuk motif yang perbedaan dengan kebaya-kebaya lainnya.

Bahan dasar pakaian adat kebaya ini tidak dibuat dengan menggunakan kain yang berkualitas rendah atau standar.

Namaun harus dibuat dari kain dengan kualitas tinggi. Dan untuk pada tatanan rambutnya yang khas dengan menggunakan konde.

Busana kebaya adat Yogyakarta ini memang memiliki filosofi salah satunya yakni busana kebaya yang menggambarkan sebuah kehalusan, tindak tanduk wanita yang harus lemah lembut.

Sedangkan untuk aksesoris yang biasa digunakanya yakni memiliki arti simbolis, seperti halnya dengan kalung yang bersusun dan melambangkan 3 tingkatan kehidupan manusia yakni dari lahir, menikah dan kematian.

Maksutnya atau yang dihubungkan dengan konsep Jawa mengenai alam baka, alam tengah, dan alam fana. Gelang tersebut melingkar tanpa ujung pangkal yang memiliki makna sebagai keabadian.

Sedangkan bentuk gunung pada sisir yakni melambangkan sebagai keagungan Tuhan dan harapan terciptanya sebuah kebahagiaan.

Sedangkan untuk hiasan sanggul yang biasa digunakan pada wanita dewasa memiliki warna merah, hijau, dan kuning yang melambangkan “Trimurti” atau yang dikenalnya dengan 3 dewa kehidupan.

3. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Anak Laki-Laki (Busana Kencongan)

Selanjutnya adalah pakaian adat jogja ank laki-laki atau yang yang dikenal dengan pakaian adat tradisional kencongan yang dilengkapi dengan aksesoris tambahan seperti sabuk, selendang, dan ikat pinggang.

4. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Anak Perempuan (Sabukwala Padintenan)

Busana adat untuk anak perempuan atau yang disebutnya dengan busana sabukwala padintenan merrupakan kain batik yang memiliki motif parang, bulatan, baju katun.

Serta dihaiasi dengan hiasan yang bermotif bunga-bungaan dan hewan.

Selain itu juga dilengkapi dengan aksesoris tambahan lain, contoh seperti sabuk, selendang, serta sabuk ikat pinggang yang berwarna perak serta berbentuk menyerupai kupu-kupu, burung garuda, merak, dan juga kalung emas yang lengkap dengan liontin mata uang.

Uniknya lagi gelang yang digunakan ini memiliki bentuk yang menyerupai ular serta rambut yang disanggul.

5. Pakaian Adat Yogyakarta Pejabat Keraton (Busana Ageng)

Khusus para pejabat keraton biasanya menggunakan pakaian adat jogja atau yang dikenalnya dengan pakaian adat busana Ageng, pemakaian ini biasanya hanya akan dipakai ketika sedang dalam tugas saja.

Busana Ageng merupakan sejenis seperangkat pakaian adat yang mirip dengan jas laken atau jas yang menggunakan bahan utama dari kain tenun yang berasal dari bulu domba, kain wol, kain sekelat dengan kerah baju yang berdiri.

Adapun untuk pelengkapnya sutera ini bewarna biru tua yang panjang hingga mencapai bongkong, lalu lengkap dengan kancing busana yang bersepuh emas.

Sedangkan untuk bawahannya biasanya menggunakan celana yang panjang hitam, sedangakan topi berbahan dari laken yang bewarna biru tua, dengan model panjang dan tinggi mencapai 8 cm.

6. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Putri Raja (Busana Samekanan)

Pakaian adat jogja keraton putri raja atau yang disebutnya dengan pakaian samekanan. Pakaian adat samekanan merupakan pakaian yang biasa menggunakan kain penutup dada yang panjang dan lebar.

Selain itu pakaian samekanan biasanya akan dipadukan seperti kain batik, kebaya katun, dan samekanan tritik.

Sedangkan untuk aksesoris yang biasa digunakanya yakni seperti perhiasan subang, gelang, dan cincin. Lalu untuk rambut yang disanggul biasanya tanpa ada hiasan apapun.

Selain itu setiap aksesoris yang digunakan mempunyai arti dan simbolis yang sama dengan Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Wanita Dewasa atau yang di sebutnya dengan Baju Kebaya.

7. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Abdi Dalem (Peranakan Atela)

Pakaian adat abdi dalem merupakan pakaia adat Yogyakarta atau yang disebutnya dengan peranakan dan Atela.

Pakaian adat Peranakan ini mempunyai arti dan tujuan dari kata “Peranakan” yang maksutnya sendiri adalah agar dapat menjalin sebuah persaudaraan layaknya seperti saudara kandung.

Selain itu pakaian peranakan ini memiliki 6 buah kancing yang ada pada leher yang melambangkan rukun imam. Sedangkan untuk 5 buah kancing yang ada pada ujung lengan yakni melambangkan rukun islam.

Lalu untuk pakaian Atela sendiri memiliki warna putih yang biasa digunakan oleh Abdi Dalem lalu pada pakaian ini biasanya hanya akan digunakan seperti ada upacara-upacara besar.

Sedangkan untuk atela yang bewarna hitam biasanya hanya akan dipakai ketika ada acara-acara tertentu di Yogyakarta.

8. Pakaian Adat Yogyakarta (Jarik)

Kain Jarik merupakan kain yang memang dikenal sebagai pakaian adat khas Jawa, termasuk Yogyakarta sendiri. Jarik memiliki motif yang penuh dengan hiasan batik dengan berbagai macam corak.

Sedangkan untuk motif jarik yang terkenal yakni seperti batik sidomukti, batik sidomulyo, dan batik sekar jagad. Pada jenis jarik ini dapat digunakan untuk pria maupun wanita.

Pakaian Adat Aceh

Pakaian Puteri Raja Yang Sudah Menikah

Dalam keraton Yogyakarta tentunya memilii aturan sendiri terutama untuk puteri raja dalam menggunakan pakaian sehari-harinya.

Untuk puteri raja yang sudah menikah memang ada perbedaan dengan puteri raja yang belum menikah.

Untuk pakaian yang digunakan oleh putri raja yang sudah menikah yakani berupa pakaian “semekan tritik” yang lengkap dengan tengahan seperti baju kebaya, kain batik atau jarik, sanggul polos dan berbagai macam perhiasan lainya, mulai dari subang, cincin dan sapu tangan yang berwarna merah.

Pakaian Untuk Upacara Ageng

Pakaian Untuk Upacara Ageng

Pakaian ini merupakan salah satu pakaian yang biasa digunakan oleh sultan ketika ada acara upacara ageng, pakaian ini disebut dengan pakaian “Keprabon”.

Jenis pakaian keprabon dibedakan menjadi 3 jenis, diantaranya seperti pakaian dodotan, pakaian kanigaran, pakaian kaprajuritan.

Pakaian dodotan umumnya hanya akan digunakan ketika ada acara upacara seperti “garebeg, jumengeng dalem atau penobatan raja, dan acara upacara pernikahan atau yang dikenalnya dengan pisowana”.

Selain itu pakaian ageng ini terdiri atas kuluk biru yang berhias dari mundri, lalu ada kampuh konca setunggal, timang atau kretep, moga renda yang mempunyai warna kuning, rante, pethat jeruk sak ajar, dana chinde gubeg, karset serta keris branggah.

Baju Adat Jogja Modern

Baju adat jogja modern merupakan baju yang biasa di pakai ketika ada acara-acara tertentu seperti halnya ketika ada acara festival-festival resmi atau pameran-pameran dan masih banyak lagi.

Sedangkan untuk motif dan bentuk dari baju adat jogja modrn ini juga tidak ada bedanya dengan baju yang biasa dipakai oleh masyarakat tradisional jogja.

Pakaian Adat Betawi

Pakaian Adat Sabukwala Padintenan

pakaian adat Yogyakart Sabukwala Padintenan merupakan pakaian yang berupa seperti kain batik parang, baju katun, dan bulatan.

Sedangkan untuk hiasannya bermotif bunga dan hewan, pakaian adat ini umunya terdapat tambahan aksesoris pendukung lainya.

Sabukwala Padintenan dibagi menjadi tiga diantaranya ada sabukwala nyamping batik, sabukwala nyamping praos, dan sabukwala nyamping cindhe.

Keunikahn Pakaian Adat Jogja

Keunikan pakaian adat jogja salah satunya terdapat pada bahan yang di gunakanya yakni bahan yang memang memiliki tekstur berbeda dari pada pakaian adat yang lainya.

Selain itu pakaian adat jogja tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dari beludru hitam, yang bergaris kuning tua dengan pelisir atau pita dari benang yang memiliki warna kuning keemasan.

Lalu ada sisir gunungan, mentul sebuah, dan rambut ukel terlepas.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai pakai adat jogja beserta penjelasanya, sekian semoga bermanfaat, Terima Kasih.

Admin Setiap pendosa punya masa depan - Setiap orang alim punya masa lalu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *